Minggu, 07 Februari 2010

COOPERATIVE LEARNING

Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian,tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar peserta didik membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap peserta didik mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada peserta didik dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif peserta didik lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua peserta didik dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Arends (2001),yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Group Investigation, (3)Jigsaw, dan (4) Structural Approach. Sedangkan dua pendekatan lain yang dirancanguntuk kelas-kelas rendah adalah; (1) Cooperative Integrated Reading and Compositio(CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8(setingkat TK sampai SD), dan Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan padapembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama dengan teman, (2)selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri, (8) mahasiswa aktif (Stahl, 1994).

Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3) heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen mengamati proses belajar peserta didik. (9) efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif

Kelebihan model pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Meningkatkan harga diri tiap individu
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
c. Konflik antar pribadi berkurang
d. Sikap apatis berkurang
e. Pemahaman yang lebih mendalam
f. Retensi atau penyimpanan lebih lama
g. Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi.
h. Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.
i. Meningkatkan kemajuan belajar(pencapaian akademik)
j. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif
k. Menambah motivasi dan percaya diri
l. Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi temanteman sekelasnya
m. Mudah diterapkan dan tidak mahal

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif yaitu:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan di luar kelas seperti di laboratorium matematika, aula atau di tempat yang terbuka.
b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.
c. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.
Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa dimana kekurangan yang mungkin terjadi dapat diminimalisirkan.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigasi

Model pembelajaran kooperatif telah diyakini oleh banyak ahli pendidikan sebagai model pembelajaran yang dapat memberi peluang siswa untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri (Gokhale, 1995:6).
Model ini dapat dipakai untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial (Mafune,2005:4).
Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab siswa akan lebih banyak belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.


Asumsi pengembangan pembelajaran kooperatif tipe group investigasi, yaitu

(1) untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas, (2) komponen emosional lebihpenting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang rasional dan (3) untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosioanl dan irrasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar