Logika
Hubungannya dengan Psikologi dan Kepemimpinan
AbstrakHubungannya dengan Psikologi dan Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah terlepas
dengan hal yang bernama logika, tidak terkecuali
dengan kepemimpinan. Setiap manusia lahir sebagai
pemimpin, paling tidak pemimpin diri sendiri. Bila
kita tidak bisa memimpin diri sendiri, bagaimana kita
bisa memimpin keluarga, anak buah, atau orang lain?
Sebagai pemimpin, keputusan dan kepemimpinan kita
akan mempengaruhi kegiatan, keberhasilan bahkan
kehidupan kita dan yang kita pimpin. Itulah sebabnya
logika sangat berkaitan dengan kepemimpinan. Selain
logika, psikologi juga berkaitan erat dengan
kepemipinan dan logika itu sendiri. Bila jiwa kita
sedang labil, tidak mungkin kita bias membuat sebuah
keputusan yang benar. Keputusan yang dibuat secara
tiba-tiba dan terburu-buru atau berdasarkan emosi
sesaat tanpa dipikir panjang dengan logika juga tidak
akan menghasilkan keputusan yang benar. Karena
itulah 3 hal tersebut sangat berkaitan dan bahkan bias
dikatakan mempengaruhi kehidupan kita sebagai
manusia.
Kata Kunci: kepemimpinan,logika, psikologi,
1. PENDAHULUAN
Logika menunjang psikologi dan kepemimpinan.
Dengan logika kita bias membuat keputusan yang
tepat dan benar sebagai pemimpin, baik dalam
memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
Selain itu, logika juga merupakan salah satu hal yang
menopang jiwa atau psikologis kita. Mengingat
pentingnya tiga hal yang disebutkan di atas, saya
mengangkatnya sebagai tema dalam makalah ini.
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar kita bisa
mengingat pentingnya logika, psikologi, dan
kepemimpinan serta bisa menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Sumber data didapat saya dari studi literatur tentang
ligoka, psikologi, dan kepemimpinan. Selain itu, saya
juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
pengalaman saya dan teman saya yang pernah menjadi
peemimpin/ketua sebuah kegiatan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Logika
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani
“logos” yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh,
atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah,
1986). Dalam arti luas, logka adalah suatu cabang
ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan
yang sahih (valid, correct) dan yang tidak sahih (tidak
valid, incorrect). Proses berpikir yang terjadi di saat
menurunkan atau menarik kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau
dianggap benar sering disebut dengan penalaran
(reasoning).
Logika merupakan dasar dari semua penalaran
(reasoning). Pelajaran logika dikaitkan dengan
pertanyaan-pertanyaan (statements). Logika
mempunyai aplikasi luas di dalam ilmu konputer,
misalnya dalam pemrograman, analisis kebenaran
algoritma, kecerdasan buatan (artificial intelligence ),
perancangan computer, dan sebagainya. Selain
mempelajari ilmu-ilmu di atas, penalaran juga juga
sangat penting dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.
1. Proposisi
Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar
(true) atau salah (false), tetapi tidak keduanya. Nama
lain proposisi adalah kalimat terbuka.
Contoh-contoh propisisi.
(a) 13 adalah bilangan ganjil
(b) Soekarno adalah alumnus UGM.
(c) 1 + 1 = 2
(d) 8 ≥ akar kuadrat dari 8 + 8
(e) Ada monyet di bulan
(f) Hari ini adalah hari Rabu
(g) Untuk sembarang bilangan bulat n ≥ 0, maka
2n adalah bilangan genap
(h) x + y = y + x untuk setiap x dan y bilangan
riil
Pengkombinasian prosisi.
Misalkan p dan q adalah proposisi.
1. Konjungsi (conjunction): p dan q
Notasi p ∧ q,
2. Disjungsi (disjunction): p atau q
Notasi: p ∨ q
3. Ingkaran (negation) dari p: tidak p
Tabel 4 Hukum-hukum Logika (atau Hukum-hukum
Aljabar Proosisi)
Proposisi Bersyarat (kondisional atau implikasi)
• Bentuk proposisi: “jika p, maka q”
• Notasi: p → q
• Proposisi p disebut hipotesis, antesenden,
premis, atau kondisi
• Proposisi q disebut konklusi (atau konsekuen)
Cara-cara mengekspresikan implikasi p → q:
(a) Jika p, maka q
(b) Jika p, q
(c) p mengakibatkan q (p implies q)
(d) q jika p
(e) p hanya jika q
(f) p syarat cukup untuk q (hipotesis
menyatakan syarat cukup (sufficient
condition) )
(g) q syarat perlu untuk p
(konklusi menyatakan syarat perlu
(necessary condition) )
(h) q bilamana p (q whenever p)
p q p → q
Tabel 5 Tabel Kebenaran Implikasi
Varian proposisi bersyarat,
Konvers (kebalikan): q → p
Invers : ~ p → ~ q
Kontraposisi : ~ q → ~ p
2.2 Psikologi
Ilmu jiwa dan psikologi, arti kata kedua istilah
tersebut menurut isi sebenarnya sama, sebab kata
psikologi mengandung kaya psyche, yang dalam
bahasa Yunani berarti “jiwa”, dan logos yang dapat
diterjemahkan dengan kata “ilmu”, sehingga istilah
“ilmu jiwa” itu merupakan terjemahan belaka dari
istilah “psikologi”. Walaupun demikian, kedua istilah
itu dipergunakan berganti-ganti dan dengan adanya
kesadaran perbedaan yang jelas pada artinya sebagai
berikut.
1. Ilmu jiwa merupakan istilah bahasa Indonesia
sehari-hari dan yang dikenal setiap orang,
sehingga digunakan dalam artinya yang luas dan
telah lazim dipahami orang. Sedangkan kata
psikologi merupakan suatu istilah ilmu
pengetahuan yang scientific, sehingga digunakan
untuk menunjukkan kepada pengetahuan ilmu
jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
2 Ilmu jiwa digunakan dalam arti yang lebih luas
daripada istilah psikologi. Ilmu jiwa meliputi
segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tetapi
juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa
itu. Psikoligi meliputi ilmu pengetahuan
mengenai jiwa yang diperolehsecara sistematis
dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi
syarat-syaratnya seperti yang dimufakati
sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini,
Istilah ilmu jiwa menunjukkan pada ilmi jiwa
pada umumnya , sekarang istilah psikologi
menunjukkan ilmu jiwa yang ilmiah menurut
norma-norma ilmiah modern.
Pendapat-pendapat para filsuf uatama mengenai jiwa
manusia pada masa lampau.
1. Plato
Plato (±400 tahun sebelum Masehi) berpendapat
bahwa jiwa manusia itu terdiri atas dua bagian,
yaitu jiwa rohaniah dan jiwa badaniah. Jiwa
rohaniah tidak pernah akan mati da berasal dari
dunia abadi, sedangkan jiwa badaniah akan gugur
bersama-sama raga manusia. Jiwa rohaniah
berpokok pada rasio dan logika manusia, dan
merupakan abagian yang tertinggi, sebab tidak
pernah mati. Tugas bagian jiwa ini adalah
menemukan kebenaran abadi yang terletak di
balik kenyataan dunia ini. Ialah dengan cara
berpikir dengan rasio dan secara mengingat akan
ide-ide yang benar dan berasal dari dunia abadi
itu. Jiwa yang badaniah dibagi ke dalam dua
bagian yaitu kemauan dan nafsu perasaan.
Kemauan adalah jiwa bandaniah yang berusaha
menaati rasio kecerdasan, sedangkan nafsu
perasaan adalah jiwa badaniah yang senantia
melawan ketentuan-ketentuan dari rasio
kecerdasan manusia.
2. Aristoteles
Menurut Aristoteles (tahun 384-323 S.M) terdapat
tiga macam jiwa yang bertingkat-tingkar tarafnya.
1. Jiwa vegetatif yang terendah yang hanya
bekemampuan:
a. memperoleh dan mncernakan makanan
dan.
b. berkembang biak
2. Jiwa yang sensitif, di samping daya
kemampuan yang dimiliki jiwa vegetatif tadi,
dengan khusus berkemampuan:
c. bernafsu./perasaan
d. dapat bergerak dari tempatnya
e. dapat mengama-amati (wahrnehmen)
3. Jiwa manusia atau jiwa intelektif, selain dari
lima kemampuan jiwa-jiwa lainnya,
mempunyai kemampuan khas, yaitu:
f. ia berkecerdasan.
g. ia berkemauan.
Mempunyai rasio-rasio kecerdasan dan kemauan
itulah yang menjadi kemampuan-kemampuan
khas dari jiwa manusia.
3. Descartes
Menurut Descartes (1596-1650) manusia terdiri
atas dua macam zat yang berbeda dan hakiki yaitu
res cogitans atau zat yang dapat berpikir, dan res
extensa atau zat yang mempunyai luas. Zat
pertama adalah zat yang bebas, tidak terikat
kepada hokum-huku alam, dan bersifat
rohaniah; sedangkan zat yang kedua ialah zat
materi, tidak bebas, terikat, dan dikuasai oleh
hukum-hukum alam.
4. John Locke
John Locke (1632-1704), seorang Inggria yang
telah menjadi pendahulu dari aliran ilmu jiwa
filsafah yang disebut aliran ilmu jiwa asosiasi.
Locke juga seorang wakil dari aliran filsafat
empirisme. Menurut aliran ini, pengalaman atau
empiri itu yang menjadi sumber segala
pengetahuan yang sebenarnya; tanpa pengalaman
tidak dapat pengetahuan dengan sebenarnya.
5. Sigmund Freud
Suatu perkembangan lain dalam sejarah psikologi
ialah yang dipelopori Sigmund Freud
(1856-1939), seorang psikiater Austria, yang
secara sistematis dan empiris telah menunjukkan
bahwa pergolakan iwa manusia tidak hanya
melibatkan kelangsungan-kelangsungan yang
sadar bagi diri orang yang bersangkutan, tetapi
juga melibatkan pergolokan yang tidak sadar atau
bawah sadar dari diri orang tersebut. Dan menurut
Freud, kegiatsn dan tingkah laku manusia
sehari-hari malah sangat dipengaruhi oleh
pergolakan tak sadar tadi itu.
6. Szondi
Apabila Freud merupakan penemu dari alam tak
sadar individual atau individulle Unbewusste,
maka seorang psikiater lainnya, yaitu Szondi,
seorang Hungaria yang hidup di Swiss,
merupakan penemu alam tak sadar keluarga atau
das famuliaere Unbewusste. Alam tak sadar
keluarga ini merupakan sesuatu yang dimiliki
sekeluarga serta turunan-turunannya. Menurut
Szondi, alam tak sadar keluarga ini turut
menentukan nasib riwayat kehidupan
anggota-anggota keluarga yang bersangkutan,
karena alam tak sadar ini mempengaruhinnya
dalam hal memilih kawan-kawan sekelompok,
memilih pendidikan lanjutan, memilih jabatan,
memilih jodoh, ; pendek kata, alam tak sadar
keluarga ini mempengaruhi semua pilihan yang
mementukan jalan kehidupan orang itu.
Ikhtisar lapangan psikologi.
Pertama-tama kita bedakan psikilogi (I) psikologi
teoretis dan (II) psikologi terapan (applied
psychology).
1. Psikologi Teoretis
A. Psikologi Umum
Menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiatan
psikis pada umumnya dari manusia dewasa dan
normal, termasuk kegiatan-kegiatan pengamatan,
intelegensi, perasaan, kehendak, motif-motif, dan
sebagainya.
B. Psikologi Khusus
a. Psikologi Perkembangan (psikologi genesis)
Menguraikan perkembangan kegiatan psiko
manusia sejak kecil sampai dewasa dan
selanjutnya.
b. Psikologi Kepribadian dan Tipologi
Menguraikan mengenai strukutur kepribadian
manusia sebagai suatu keseluruhan , serta
mengenai jenis-jenis atau tipe-tipe kepribadian.
c. Psikologi Sosial
Menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia
dalam hubungannya dengan situasi-situasi social,
seperti situasi kelompok, situasi massa, dan
sebagainya.
d. Psikologi Pendidikan
Menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiaran
manusia dalam situasi pendidikan , situasi belajar,
dan lain-lain.
e. Psikologi Diferensial dan Psikodiagnostik
Menguraikan perbedaan-perbedaan antar-individu
dalam kecdakapan, intelegensi, cirri-ciri
kepribadian, lainnya, dan mengenai tata cara
menentukan perbedaan-perbedaan tersebut.
f. Psikopatologi
Menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia
yang berjiwa abnormal.
2. Psikologi Terapan (Praktis)
A. Psikodiagnostik
Dalam pemilihan jabatan atau studi. Dengan
menggunaka cara-cara psikologi, antara lain
wawancara observasi, dan tes psikologi, daoat
ditentukan struktur kepribadian orang,
perkembangan bakat kecakapannya, struktur
intelegensinya, dan lain-lain, sehingga dalam
pengetahuan ini orang yang bersangkutan dapat
diberi penerangan mengenai jurusan-jurusan studi
atau jabatan pekerjaan mana yang paling sesuai
dengan minat-bakat-kecakapan pribadinya.
B. Psikologi Klinis dan Bimbingan Psikologi
Merupaka usaha-usaha sarjana psikologi dalam
menolong orang ysng menderita kesulitan
piskologi yang bermacam-macam rupanya.
Dalam melakukan usaha ini biasanya digunakan
pula psikodiagnostik untuk mengetahui lebih jelas,
dimana letaknya persoalan yang sebenarnya
dalam diri orang yang bersangkutan.
C. Psikologi Perusahaan
Antara lain terdiri atas usaha membantu dalam
hal-hal berikut:
- psikologi kepemimpinan
- seleksi pegawai/buruh dalam perusahaan
- menemukan cara-cara pendidikan terbaik
untuk tenaga terlatih.
- memperbaiki lingkungan kerja
pegawai/buruh.
- menyelesaikan kesulitan-kesulitan
(bentrokan) pegawai/buruh, bimbingan,
dan penyuluhan.
- usaha mempertinggi produksi.
D. Psikologi Pendidikan
Yang terdiri atas usaha-usaha membantu dalam
hal-hal:
- seleksi dan penyalutan calon-calon
- menyelidiki cara-cara pendidikan yang
sebaiknya
- mengusahakan cara-cara evaluasi yang
objektif.
- bimbingan dan penyuluhan
pelajar/mahasiswa.
- dan lain-lain.
Di semua lapangan psikologi terapan ini peranan
psikodiagnostik besar sekali, sebagai cara-cara
modern dalam menentukan struktur, bakat pembawan,
dan tingkat perkembangan pribadi orang-orang dalam
hubungan dengan situasi sosialnya.
Objek Psikologi
Objek ilmu jiwa modern ialah manusia serta
kegiatan-kegiatannya dalam hubungannya dengan
lingkungannya.
1. Manusia sebagai makhluk individual.
2. Manusia sebagai makhluk sosial.
3. Manusia sebagai makhluk berketuhanan.
Segi ketiga inilah yang juga membedakan manusia
dari makhluk lainnya di dunia. Hanya manusialah
yang merupakan makhluk hidup yang berketuhanan.
Tumbuhan-tumbuhan pada umumnya hanya
merupakan makhluk yang individual saja, sedangkan
hewanm selain makhluk individual, dapat juga
merupakan makhluk social, yang hidup dalam
kelompok dan mempunyai peranan tertentu dalam
kelompok itu berdasarkan kegiatan timbale-balik
dengan anggota kelompoknya. Tetapi hanya
manusialah yang, disamping individualitasnya dan di
samping kesosialitasnya, merupakan makhluk yang
berketuhanan..
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari landasan teori yang disampaikan di atas, kedua
hal tersebut, logika dan psikologi sangat berperan
dalam kepimimpinan. Hal itu disebabkan sebagai
seorang pemimpin, kita harus bisa mengambil
keputusan yang benar, tepat, dan mungkin juga harus
mengambil suatu keputusan sesegera mungkin dan di
saat itu juga. Untuk itu, selain logika, keadaan
psikologis kita juga sangat berperan dalam pembuatan
keputusan tersebur. Untuk itu, saya sebagai penulis
akan menyampaikannya dalam bentuk soal berikut.
Contoh:
Dimisalkan sesorang menjadi anggota panitia inti
dalam penyelenggaraan suatu acara. Acara diadakan
dari siang sampai agak larut malam. Selain itu,
sebagai panitia sudah jelas dia harus menyiapkan
acara dari pagi dan mengikuti jalannya acara sampai
selesai. Akan tetapi, di waktu yang sama dia sebagai
seorang mahasiswa harus menyelesaikan tugas suatu
mata kuliah yang harus dikumpulkan esok harinya.
Diberikan dua pernyataan beikut.
p: Dia mengikuti keseluruhan acara pada acara
tersebut
q: Dia bisa mengerjakan tugas mata kuliahnya
hingga selesai
Tentukan apa saja keputusan yang mungkin dia ambil
dalam bentuk implikasi dan buat juga tabel
kebenarannya.
Jawab:
1. p → q: Jika dia mengikuti keseluruhan acara
tersebut, maka dia bisa mengerjakan tugas
mata kuliahnya hingga selesai.
2. p → ~q: Jika dia mengikuti keseluruhan acara
tersebut, maka dia tidak bisa mengerjakan
tugas mata kuliahnya hingga selesai.
3. ~p → q: Jika dia tidak mengikuti keseluruhan acara
tersebut, maka dia bisa mengerjakan tugas
mata kuliahnya hingga selesai.
4. ~p → ~q:Jika dia tidak mengikuti keseluruhan acara
tersebut, maka dia tidak bisa mengerjakan
tugas mata kuliahnya hingga selesai.
p q p → q
Tabel 6 Tabel impilikasi soal
Menurut teori logika, pernyataan 1, 3, dan 4 adalah
pernyaatan yang benar, sedangkan pernyaan 2 salah.
Tetapi dalam kenyataannya, justru pernyataan ke-2
yang paling mungkin terjadi. Mungkin saja karena
mahasiswa tadi harus mengurus acara yang diadakan
pada hari itu, dia akhirnya tidak bisa menyelesaikan
tugas mata kuliahnya yang harus dikumpulkan
keesokan harinya karena acara yang berlangsng
sampai agak larut dan dia terlalu lelah untuk
mengerjakan tugasnya itu. Dalam hal ini, keadaan
psikologis mahasiswa tersebut sangat menentukan
keputusan yang harus dia buat saat itu, apakah dia
akan memilih pilihan 1, 2, 3, atau 4. Pilihan 1 yang
mungkin adalah yang terbaik bisa saja dia pilih kalau
dia memiliki jiwa / keadaan psikologis yang kuat.
Akan tetapi, bisa saja dia memilih pilihan 3 dengan
meninggalkan tanggung jawabnya sebagai panitia
pengurus acara untuk mengerjakan tugasnya. Atau
yang terparah, bisa saja dia memilih pilihan 4, yaitu
tidak mengurus acara dan tidak mengerjakan tugasnya
sama sekali hanya karena alasan malas. Kasus dimana
dia tidak mengerjakan keduanya karena sakit tidak
dimasukkan dalam rumusan karena ini di luar
persoalan. Bagaimana dia memilih salah satu
keputusan sangat dipengaruhi keadaan jiwa /
psikologisnya. Walaupun pilihan 1, 3, dan 4 menurut
logika adalah pernyataan yang benar, dalam psikologi
mungkin saja bertentangan. Karena itulah kedua ilmu
tersebut sangat penting dalam kepemipinan, yang
dalam soal ini bagaimana dia memimpin dirinya
sendiri.
4. KESIMPULAN
Dari makalah ini saya menyimpulkan hal-hal berikut.
1. Logika dan psikologi sangat berperan dalam
pengambilan keputusan, kepemimpinan, dan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Logika berpikir seseorang mempengaruhi dirinya
sendiri dan keadaan sekitarnya.
3. Psikologis dan jiwa seseorang mempengaruhi
keputusan yang harus dibuatnya.
DAFTAR REFERENSI
[1] Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial.
Bandung : Eresco.
[2] Jex, Steve M. 2002. Organizational Psychology.
New York : Wiley & Sons.
[3] Munir, Rinaldi. 2007. Matematika Diskrit.
Program Studi Informatika, Institut
Teknologi Bandung.
[4] Suryabrata, Sumardi. 1983. Psikologi
Kepribadian. Jakarta : PT. Raja Gravindo
Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar