Selasa, 26 Januari 2010

Seni Mengkritik

Hal Mendasar dan sangat penting untuk selalu kita ingat adalah, camkan pada diri sendiri bahwa kita menginginkan perubahan, Esensinya, kita mengharapkan bahwa orang yang kita kritik akan berubah kehidupannya menjadi lebih baik. Maka, yang patut diperhatikan sebaik-baiknya adalah :

1. Niat Harus Ikhlas. Jangan sekali kali merasa diri lebih tinggi atau lebih hebat, kesombongan akan mengakibatkan mutu kalimat dan kata-kata yang terucap oleh lidah, menjadi rendah dan bernada menggurui, bahgkan merendahkan.

2. Perhatikan Situasi dan Kondisi. Orang yang sedang gembira akan berbeda sikapnya saat menerima kritik, dengan orang yang sedang berduka. Orang yang sedang berduka biasanya lebih sensitif dan peka ketika menerima kritik, kemungkinan besar ia akan lebih mudah tersinggung.

3. Perhatikan Cara Mengkritik. Hal pertama yang harus diperhatikan saat mengkritik dan mengoreksi orang lain adalah jangan emosional. Jangan memperturutkan hawa nafsu dan kemarahan. Amarah akan membuat perkataan yang disampaikan menjadi tidak jelas. Selain itu, kalimat kita akan penuh resiko untuk menimbulkan kesalahpahaman.

4. Jangan pernah mengkritik di depan orang banyak.Pantangan dalam memberi kritik atau koreksi adalah, jangan sekali-kali mengkritik orang dihadapan orang banyak. Mengapa ? Hal itu tidak akan diartikan sebagai nasihat. Melainkan, dimaknai sebagai upaya mempermalukan dirinya, sehingga selama me4ndengar kritik atau nasihat kita, orang yang bersangkutan lebih sibuk menahan arasa malu; repot menghadapi perasaan tertekan. Mungkin saja ia akan merasa sakit hati atau bahkan dendam.

5. Siap untuk Ditolak. Kita harus siap bahwa yang kita koreksi belum tentu menerima koreksi tersebut. Bisa jadi ini karena cara kita yang kurang bagus. Atau mungkin, ini karena dia memiliki persepsi yang berbeda terhadap apa yang kita anggap layak untuk dikoreksi.

6. Jangan Merasa Berjasa. Ujian bagi kita adalah ketika orang yang kita koreksi ternyata mau mengubah dirinya sesuai yang kita anjurkan dan menjadi sukses! Andaikata kita merasa ujub-bahwa itu karena jasa dan kebaikan kita- maka ini menunjukkan bahwa yang sebenarnya yang layak untuk dikoreksi adalah : diri kita sendiri!

Sumber : Inilah Indahnya Islam dengan Manajemen Qalbu. By : Abdullah Gymanstiar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar